Rabu, 27 Februari 2008

Sebuah Pulau yang Terlupakan

Mentawai, sebuah kepulauan di ujung pesisir barat pulau Sumatera ternyata menawarkan sebuah suasana pantai dan perkotaan yang jauh dari kata kerusakan. Bahkan daerah itu masih sangat pantas digelari daerah tertinggal yang baru mulai berbenah menuju kesejahteraan, namun dengan segala keprimitifan dan kenaturalan yang ditawarkan mentawai adalah sebuah destinasi wisata yang pantas dimasukkan dalam agenda perjalanan wisata. Dengan biaya perjalanan dan akomodasi yang jauh lebih murah dibanding perjalanan ke Lombok atau Bali tentu sebuah keunggulan kompetitif yang pantas dikedepankan oleh Mentawai. Suasana di perkampungan juga sangat nyaman, dimana sudah terdapat fasilitas-fasilitas umum mendasar. Untuk urusan makanan pun jangan khawatir, karena sudah terdapat banyak pedagang makanan dengan rasa yang ditawarkan tidak kalah dengan pedagang makanan khas rumah makan padang di daerah sumatera barat, maupun kuliner khas minang yang banyak menyebar dimana-dimana. Gulai Kepala Kakap yang ditawarkan pun sungguh mengundang selera.

Namun sebuah bahan pertimbangan yang pantas diajukan sebagai hambatan kemajuan pembangunan dan pariwisata adalah faktor alam yang terus menghantui dengan bencana-bencana gempa dan ancaman tsunami yang tidak henti mengancam. Memang masyarakat sering merasakan goyangan gempa dan ancaman badai yang bisa mengancam di tengah perjalanan laut yang bisa ditempuh selama 10 jam perjalanan dengan kapal besar dan bisa ditempuh selama 4 jam dengan menggunakan speedboat. tapi tentu buat anda yang sedang menyukai tantangan tentu bukan masalah.

Sedikit deskripsi mengenai Mentawai yang bisa saya paparkan disini bisa dimulai dari ketersediaan infrastruktur. Jalan sebagai salah satu sarana infrastruktur vital sebenarnya sudah tersedia, namun kondisi jalan sangat jelek untuk sebuah ibukota kabupaten di daerah tuapejat. sementara sarana perkantoran pemerintah sudah tersedia dan dapat dibilang sudah mulai bagus dan bisa digunakan untuk mendukung terlaksananya pelayanan pemerintahan walaupun bisa dikatakan pelayanan yang dilakukan belum optimal. Sementara itu fasilitas pendidikan sudah mulai tertata dan mulai bisa mencukupi memberikan pendidikan yang cukup layak bagi anak-anak usia sekolah. Untuk infrastruktur kesehatan dapat dikatakan sudah cukup lengkap dengan tersedianya Rumah Sakit Umum Daerah di Tua Pejat dan adanya puskesmas di sejumlah kecamatan. Namun untuk masalah kelengkapan alat-alat kesehatan mungkin masih perlu diragukan kelengkapannya. Kepulauan Mentawai sendiri terdiri dari beberapa gugus pulau yang infrastruktur transportasinya berupa pelabuhan untuk mendukung transportasi laut. Sebenarnya infrastruktur transportasi udara sudah tersedia yaitu bandar udara Rokot di pulau sipora namun saat ini sedang dilakukan proyek pembenahan sehingga untuk beberapa saat penerbangan dari dan ke Mentawai agak sedikit terhambat.

Untuk masalah destinasi wisata unggulan yang ditawarkan kebanyakan adalah wisata pantai. Pinggiran pantai yang bisa dikatakan masih sangat bersih dan ombak yang sangat menantang untuk ditawarkan bagi para peselancar. Ada juga resort yang sangat menarik namun kebanyakan masih dikunjungi oleh wisatawan mancanegara yaitu resort Simakakang yang jaraknya tidak begitu jauh dari pelabuhan TuaPejat. Bagi anda yang mengalami kendala keuangan, masih banyak pantai lain yang bisa dikunjungi dengan lebih murah, namun tetap menawarkan keindahan dan suasana pantai yang damai dan ombak yang disebut masyarakat sekitar dengan nama ombak teropong, karena gulungan ombaknya menyerupai sebuah teleskop.

Disamping segala kenaturalan yang ditawarkan, mentawai masih menyimpan masalah berupa perhatian yang kurang dari pemerintah kabupaten itu sendiri, pemerintah provinsi, maupun pemerintah Republik indonesia. untuk mencapai tahap kemajuan, agaknya inilah yang paling dibutuhkan masyarakat sana. jujur saja selain perhatian pemerintah, perhatian masyarakat lain diluar pulau itu juga masih memandang sebelah mata terhadap mentawai. Jadi sebelum kita berharap pemerintah memberi atensi, sebaiknya saat ini kita dulu mulai memberi atensi dan tidak memandang sebelah mata lagi terhadap daerah itu dengan segala ketertinggalannya. Saya merasakan bahwa masyarakat daratan sumatera barat lebih banyak yang cenderung memandang rendah kepada pulau ini. Hal ini tentu berkaitan dengan ketertinggalannya. perbedaan mayoritas agama yang dianut penduduk...mari jangan jadikan itu semua kendala dan penghambat pembangunan, kemajuan ekonomi dan pemasaran pariwisata Mentawai!!!!!!!!

Tidak ada komentar: