Rabu, 16 Januari 2008

Bangsa Perusuh

Judul diatas memang menyesakkan dada kita, tapi memang begitulah kenyataannya. Bangsa ini sangat mudah tersulut emosi nya ketika mengalami keadaan yang dianggap tidak adil bagi kita sebagai sebuah bangsa maupun sebagai orang yang terbiasa dengan pandangan chauvinisme sempit. ketika daerah kita dipermalukan tiada kata lain selain HAJARRRR...
ketika kandidat pilihan kita kalah dalam pemilu atau pilkada, tiada kata lain selain BAKARRRR...
ketika tim kesayangan kita kalah, pasti wasit kurang AJARRR, PUKULLLL dan BAKARRRR...
ketika terjadi kecurangan pemerintah pusat tak sedikit yang ingin MAKARRRRR........
bahkan ketika kesenian kita yang sebelumnya kita ga tau atau bahkan ga suka, karena lebih suka kebudayaan barat, semua jadi kebakaran jenggot dan memperkarakan semua sikap tak adil negara tetangga, bahkan sikap negara adidaya juga digugat...emang segitu beraninya menghadang senjata militer negara itu???jangankan perang, ancaman embargo dan terasing dari perekonomian dunia bisa jadi musibah mahadahsyat bangsa ini...
nih contoh terbaru...
www.detiksurabaya.com/indexfr.php?url=http://www.detiksurabaya.com/index.php/detailberita.main/y/2008/m/01/d/17/tts/002459/idkanal/475/idnews/880091

Kenapa semua kekalahan mesti disikapi sebagai kecurangan pihak luar, kongkalikong orang lain???? kenapa ga melihat diri sendiri aja, karena mungkin kita main bolanya ga bener, karena mungkin kita ga memelihara dan menghargai kesenian sendiri, karena kandidat pemilu/pilkada yang lain emang lebih baik dari kita!!!!!!!

Sebagai bangsa yang terdiri dari banyak elemen kedaerahan, sikap ini tentu bisa merugikan keberlanjutan bangsa ini, karena Pilkada akan tetap rutin digelar, Pemilu juga penting sebagai proses nyata demokrasi( katanya....), Liga Indonesia bobrok itu akan tetap jalan karena banyak kepentingan uang dan politik didalamnya!, hubungan dengan malaysia tetap akan panas karena kesenjangan ekonomi yang begitu besar antara kita dengan sang tetangga yang bahasanya primitif dan aneh itu....

SO, marilah kita sedikit menghilangkan ego agar emang tercipta keadilan itu sendiri...kalo emang ego kita tidak berubah, mau bagaimanapun sportifnya sebuah pertandingan bola, mau bagaimanapun bersihnya pemerintahan, tetap nafsu dan rong-rongan untuk merusuh dan menyuarakan ketidakadilan akan mengalahkan logika dan perasaan sebagai manusia

Tidak ada komentar: